Break event point adalah volume penjualan pada saat total biaya sama dengan total pendapatan, dan laba sama dengan nol (Weston and Brigham, 1990 : 376).
Break even Point adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total pengeluaran atau biaya, titik dimana laba sama dengan nol (Hansen dan Mowen, 2006).
Analisis titik impas dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya. Biaya-biaya yang digunakan dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel (Soekartawi, 1995).
Break Even dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam opersinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau dengan kata lain penerimaan sama dengan biaya (TR=TC). Tetapi analisis Break Even tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan yang break even saja. Akan tetapi analisis break even mampu memeberikan informasi kepada pimpinan perudahaan mengenai berbgai tingkat volume penjualan serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingakat penjualan yang bersangkutan. Dengan menggunakan metode dan teknik analisis break even akan dapat ditentukan hubungan berbagai volume, biaya, harga jual, dan penjualan gabungan (sales mix) terhadap laba. oleh karena itu, analisis break even juga sering disebut "Cost-Volume-Profit Analisis" (Riyanto dan Munawir, 2001).
analisis break even merupakan analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan agar tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis break even akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingakat penjualan (Munawir, 2004).
Titik impas adalah titik dimana biaya dan pendapatan adalah sama. Tidak ada Laba maupun rugi pada titik impas. Untuk mencapai titik impas, target laba adalah nol (carter dan Usry, 2005)
Break event atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak memberikan kerugian (total penghasilan = total biaya) (Munawir, 2002 : 458).
Titik impas (break even) berlandasan pada pertanyaan sederhana, berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut (Purba,2002 : 267).
Break even point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan di mana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian (Alwi, 1994 : 265).
Break even point adalah suatu kondisi dimana total penghasilan tepat sama besarnya dengan biaya total sehingga perusahan tidak mendapatkan keuntungan ataupun menderita kerugian (Riyanto, 1997 :279).
Menurut Gunawan Adi saputra (2000), "Analisis break even poin atau analisis cost profit adalah suatu keadaan dimana penghasilan dari penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya, baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Dengan kata lain break even poin menunjukan laba sama dengan nol atau bahwa penghasilan sama dengan biaya taotal."
Alwi, Syafaruddin. (1994). Alat-Alat Analisis Dalam Pembelanjaan, Edisi Revisi. Andi Offset. Yogyakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS). Jakarta.
Carter, K. Wlliam dan Milton F. Usry. 2005. Akutansi Biaya. Edisi 13. Buku 2. Penerbit salemba Empat. Jakarta.
Hansen dan mowen (2006). Buku I Management Accounting Edisi 7. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Adisaputra, Gunawan dan Marwan Asri. (2000), Anggaran Perusahaan. Penerbit BPFE. Yogyakarta
Purba, Parentahen. (2002). Analisis dan Perencanaan Keuangan, Edisi Pertama. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Riyanto, B. dan Munawir, S. 2001. Analisis Laporan Finansial. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. (1997), Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Weston, J. Fred, dan Brigham, F, Eugene, (1990). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid Satu. Penerbit Erlangga. Jakarta.
0 comments:
Post a Comment